Ikan Mati Diduga Limbah PT RAPP Tim DLH Pelalawan Dihalangi Masyarakat Ambil Sampel Air, Ini Penjalasan Ketua Nelayan Desa Sering

Mediacakra89.Com (Pelalawan) – Pasca matinya ikan dialiran sungai Kampar di Desa Sering , Kacamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan , warga menggelar unjuk rasa,dan berbagai protes berujung mediasi diduga akibat limbah Perusahaan PT Riau Andalan Pulp And Paper (PT RAPP) menuai kesepakatan tidak berujung alias Pemberian Harapan Palsu (PHP) ,sampai sekarang belum di sanggupi pihak perusahaan, Pada, Selasa (23/3) kemarin.

Bacaan Lainnya

Dikatakan, Rusmandi ketua Nalayan Desa Sering. kurang lebih 400 kepala keluarga mengantungkan mata pencarian sebagai nelayan di sungai kampar.

“Kurang lebih 400 kepala keluarga (KK) mata pencariannya sebagai nelayan di sungai Kampar, pasca kejadian kemarin pendapatan ikan disungai berkurang, dari sebelumnya kejadian ikan mati, bisa jadi ikan pada menjauh semuanya ,” ujar Rusmandi Ketua Nelayan Desa Sering ditemui tim Umang-umang,Jumat (2/4/2021) kemarin

Disinggung hasil ujuk rasa berbuah mediasi dan berbagai tuntutan masyarakat bakal disanggupi pihak perusahaan

” Usulan ini sudah panggilan ke 3 , 1 dan 2 batal , ya dikasih tempo 2 Minggu kedapan persisnya entah gimana hasil permintaan masyarakat yakni, pembayaran listrik Masyarakat free alias gratis , sembako tiap bulan dan lainnya , mungkin membuat Perusahaan RAPP masih mikir-mikir ,” jelas Ketua Nelayan dengan tersenyum.

Lebih lanjut dikatakan Rusmadi , Kejadian ikan mati ini sudah rutinitas setahun sekali , contohnya Tahun 2020 kemarin ,lebih parah dari ini ber ton kilo ikan mati, berapa jenis yakni , ikan baung , ikan tapa , dan ikan patin.” masyarakat sini juga demo , ya masyarakat tahun kemarin diberi sembako ,rumah warga dibikini sumur bor ,tapi air berminyak kalau dihedapkan seharian sehingga masyarakat tidak memakainya, dan kembali memakai air pinggiran sungai Kampar.

“Kejadian ikan mati di sungai Kampar, Desa Sering sudah rutinitas tiap tahun seperti ini, namun pihak perusahaan PT RAPP tidak mengakui dikernakan limbah Perusahaan pihak dia cuma bilang dikernakan cuaca panas penyebab ikan mati,” sambungnya

Ditanya pas kejadian malam itu Ikan kembali mati Baru-baru ini masyarakat Desa Sering menghalangi pihak instansi terkait Dinas Lingkungan Hidup dihalangi mengambil air Selasa(23/3) malam kemarin Sungai tercemar dugaan akibat limbah, Ketua nelayan Desa Sering Membantah.

” Masyarakat tidak pernah menghalangi Dinas Lingkungan Hidup Pelalawan, mengambil sampel air pada kejadian malam itu , jangan lah mengada-ada , contohnya Dinas perikanan dan kelautan meminta ikan mati pas kejadian ,saya sendiri yang mengasih ikan itu pada Dinas perikanan ,” kata Ketua Nalayan Desa Sering merasa heran .

“Saya berharap ada tindakan tegas dari DLH. Ingat rakyat sudah menderita akibat dari pembuangan limbah tersebut yang tidak pernah diakui,” tandasnya

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pelalawan, Eko Novitra , mengatakan ,Kamis (25/3/2021) kemarin. Ketika dikonfirmasi pengambilan sampel air keesokan harinya Kadis DLH Pelalawan beralasan Setuasi tidak kondusif.

” Ya tim DLH Kabupaten Pelalawan tiba ,Selasa(23/3/) kemarin, sekitar pukul 18:00 wib sampai 20:00 wib melakukan koordinasi dengan pihak management PT RAPP memasuki areal perusahaan menganalisa Setuasi lokasi dugaan terjadi pencemaran pinggiran air sungai Kampar di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan disekitaran unit water inteke PT RAPP ,” katanya

“Menyanyangka sekali tindakan masyarakat Desa Sering menghalangi Tim kita mengambil sampel air dilokasi kejadian ikan mati pada malam itu Tim dihalangi masyarakat lokal ketika mengambil sampel air di lokasi matinya ikan dilokasi tersebut , karena Setuasi kurang kondusif atas kerumunan masyarakat, apa lagi penerangan kurang memadahi, pengambilan sampel air dilakukan besok hari, Rabu (24/3/2021) kemarin sekitar jam 10:00 wib Tim dari DLH dapat mengambil sampel air lokasi kejadian ikan mati , lansung dibawa ke laboratorium kesehatan Propinsi Riau ,dan hasil menunggu 14 hari kerja,” imbaunya.(Tim)